Dikutuk Sukses (Catatan Seorang Etoser)
…
Hari esok adalah perjalananku sebagai seseorang yang terlahir untuk terus berjuang
Berjuang menciptakan ladang-ladang amal dalam segala kecacatan diri
Berteguh diri bahwa berdiri saja tidak cukup
Sakit disini, sakit disana, sakit disitu, sakit dimana-mana
/
Katanya, kau beruntung!
Katanya, kau patut bersyukur!
Katanya, kau terlanjur dikutuk!
Katanya, hidup butuh aksi yang bukan sekedar basa-basi
Aduh Tuan, aku harus membalut nyeri melihat negeri yang semakin genting
/
Tak kau tahukah seberapa banyak luka menganga?
Tak kau tahukah seberapa deras air mata tumpah?
Tak kau tahukah seberapa besar ketakutan yang mendera?
Dimana-mana rintihan meronta, meraung, menuntut keadilan
/
Salah siapa?
/
Katanya, itu deritamu!
Katanya, apa peduliku!
Katanya, katanya, katanya!
/
Jalan ketiadaan semakin jelas terlihat disini
Semuanya abu-abu
Sialnya, aku terlahir hijau
Aku dibelenggu, aku dijeruji, aku dipaksa untuk menebar kebermanfaatan
Yang lainnya?
Berpesta pora menginjak almamaterku yang penuh darah dan luka!
Yang lainnya?
Tertidur pulas ditengah rintihan anak empat belas tahun yang ditelanjangi dunia!
Yang lainnya?
Liburan ke negeri sakura ditengah polemik ngeri di negeri Pancasila
Yang lainnya?
Jual beli jabatan ditengah tangisan jutaan ibu yang terpaksa membunuh janinnya sendiri!
Yang lainnya?
Tidak ada yang lainnya!
/
Oh Tuhan
Kami terlahir di negeri yang lucu
Netra dipaksa menyaksikan orang-orang tercekik demi menghidupi perut buncit penguasa negeri
Tangan dipaksa menyambung asa bagi mereka yang tak tersentuh pendidikan tinggi
Seluruh indera dituntun hanya melihat kebenaran, bahwa terlahir hijau adalah anugerah.
/
Untukmu…
Dunia hanya berbuah kehancuran bagi orang-orang kecil sepertimu
Maka, jadilah besar
Jadilah kuat
Jadilah sabar
Jadilah hebat
Terlahir menjadi hijau adalah kutukan terbaik.
Untukku dan untukmu yang terlahir hijau
Selamat, anda dikutuk sukses!