Diri(Ku)
Aku adalah pejuang
Yang tetap berdiri tegak meski badai menerjang
Aku adalah penikmat
Yang menikmati tetesan darah yang mengalir perlahan
Merembes melewati nadi biru pucat
Lalu akhirnya bau karat semerbak
Aku adalah penjahat
Yang membunuh siapapun yang menjadikanku cacat
Aku adalah pecinta
Tak pernah lelah mencintai penat yang setiap detik bergumul mesra dengan pelupuk
Aku adalah pengabdi
Yang mengerahkan seluruh urat-urat yang tersisa untuk ditempa menjadi kuat
Setia adalah komitmenku
Namun, pada akhirnya aku adalah aku
Aku tidak mengenal diriku sendiri melebihi tanah hitam yang tiap hari ku pijak